Dugaan KKN Dana Oplah Menguat — No Viral, No Justice!, Inspektor Dan Jaksa Di Minta Panggil Ketua Gapoktan Bumi Ratu. 

Hukum164 Dilihat

 

TULANG BAWANG – LAMPUNG rakyatmerdekari.co.id Genderang perang atau perlawanan di tabuh oleh oknum ketua Gapoktan, merasa kejepit dan tertekan, asal teriak sana sini menyatakan diri sudah benar dan tidak melakukan kesalahan di dalam pengelolaan bantuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Dugaan gangguan psikologis ketua Gapoktan kian terang manakala sudah membabi buta berteriak akan lapor balik apa bila dirinya di laporkan ke APH (Aparat Penegak Hukum).

 

Dugaan penyelewengan dana Operasional Penyuluhan Lapangan (Oplah) tahun anggaran 2024 oleh Muslimin, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kampung Bumi Ratu, Kecamatan Rawa Jitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, terus mencuat dan bergulir kemana – mana , Tak hanya soal dugaan korupsi, Muslimin kini juga terseret dalam isu penghalangan tugas jurnalistik hingga ancaman balik terhadap pemerintahan kampung yang sah, Dugaan Psikologi yang terguncang.

Selasa (03/06/2025).

 

Upaya sejumlah awak media yang berusaha mengonfirmasi dugaan penyimpangan dana tersebut justru disambut dengan tindakan tak bersahabat. Muslimin menolak memberikan keterangan dan bahkan memblokir semua nomor telepon wartawan yang menghubunginya. Sikap arogan dan tertutup ini dinilai sebagai bentuk nyata penghalangan kerja jurnalistik yang dijamin Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

 

Dana Ratusan Juta Tak Jelas, Anak Sendiri Pegang Pos Strategis

 

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa sekitar 80 persen kelompok tani di bawah Gapoktan Muslimin telah menerima dana Oplah, berkisar antara Rp70 juta hingga ratusan juta rupiah per kelompok. Namun ironisnya, tidak ada transparansi mengenai realisasi penggunaan dana tersebut.

 

Yang lebih mencurigakan, anak kandung Muslimin diketahui menjabat sebagai Ketua Petani Milenial di wilayah yang sama dan ikut mengelola dana dari pemerintah pusat. Praktik semacam ini mengindikasikan adanya konflik kepentingan yang kental — nepotisme dan potensi KKN yang tumpang tindih.

 

“Muslimin Ancam Lapor Balik Pemerintahan Kampung Bumi Ratu.”

 

Tak hanya membungkam media, Muslimin juga diduga mencoba menggertak balik masyarakat dan pemerintahan kampung Bumi Ratu, Menurut keterangan seorang tokoh masyarakat berinisial MK, Muslimin mengeluarkan ancaman: “Kalau saya sampai dilaporkan, maka saya akan laporkan juga kepala kampung Bumi Ratu, seperti pembangunan jembatan penyebrangan ke makam yang baru saja akan dimulai di tahun anggaran 2025,” katanya.

 

Namun, pernyataan tersebut langsung dibantah oleh perwakilan pemerintah kampung. Menurutnya, proyek jembatan tersebut belum berjalan karena faktor cuaca ekstrem dan kondisi geografis wilayah yang berupa rawa-rawa. “Bukan tidak dikerjakan, tapi memang menunggu kondisi yang memungkinkan secara teknis,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Andika kaur Pembangunan pemerintahan kampung Bumi Ratu mempersilahkan Muslim oknum ketua Gapoktan untuk melaporkan bilamana menemukan ada kejanggalan di dalam pengelolaan anggaran dana desa di kampung Bumi Ratu.

” Silahkan saja kalau ketua Gapoktan kampung Bumi Ratu mau melaporkan kepala kampung kami, yang perlu di ingat Muslim di tunjuk menjadi ketua Gapoktan oleh kepala kampung bukan ada pemilihan, hanya pergantian antar waktu, oknum tersebut tidak ada lahan garapan dan tidak ada kerjaan, bisa menjadi ketua Gapoktan. kalau sudah merasa mengelola bantuan terus tidak perlu pemerintahan kampung ya oknum itu salah. Sugesti dan Psikologis nya perlu di periksa mana kala merasa di permasalahkan oleh kawan-kawan media terus, balik nyerang pemerintahan kampung secara membabi buta, kalau mau melaporin kepala kampung juga salah, emang yang mengerjain jembatan itu kepala kampung…?

itu yang mengerjain adalah tim TPK ketua nya kaur Pembangunan.

Bodo dan ngak paham kok bisa jadi ketua Gapoktan.

Saya rasa oknum tersebut tidur terlalu miring dan nyenyak, harus di banguni segera.” Ujar Andika.

Senin (02/06/2025).

 

Publik menilai ancaman Muslimin sebagai bentuk upaya menekan dan mengintimidasi pemerintah kampung Bumi Ratu, agar tidak mendukung langkah pelaporan masyarakat. Bahkan ada yang menilai Muslimin ingin menjadi sosok sentral kekuasaan di wilayahnya: “Seolah-olah hanya dia yang paling tahu dan paling berhak atas segalanya,” ucap salah satu warga.

 

Dinas Pertanian Bungkam, Dugaan Saling Lindungi Muncul

 

Tim media Beritapiral.com juga telah mengirimkan surat resmi ke Dinas Pertanian Tulang Bawang untuk meminta klarifikasi. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan, baik secara tertulis maupun lewat pesan daring.

 

Sikap bungkam ini memicu dugaan bahwa ada upaya saling melindungi antara oknum pengelola dana dan aparatur pemerintah. Padahal, transparansi dan akuntabilitas seharusnya menjadi prinsip dasar dalam pengelolaan dana publik, apalagi untuk sektor strategis seperti pertanian.

 

Desakan Audit Total & Turunnya Kementerian

 

Desakan publik agar Kementerian Pertanian turun langsung untuk melakukan audit menyeluruh kian menguat. Pemeriksaan tak hanya dituntut pada tingkat kelompok tani, tetapi juga hingga dinas terkait yang diduga lalai dalam fungsi pengawasan.

 

Presiden Prabowo dalam pidato kenegaraannya saat peringatan Hari Lahir Pancasila menegaskan:

“Jangan takut memviralkan siapa pun yang menyalahgunakan kewenangan. Di era digital sekarang, masyarakat kampung pun bisa lapor dan kawal keadilan.”

 

No Viral, No Justice!

 

Di era digital, rakyat punya kekuatan baru: viral. Ketika jalur hukum macet, ketika saluran formal bungkam, masyarakat menjadikan media sebagai benteng terakhir keadilan. Maka, jika kebenaran dibungkam, maka No Viral, No Justice!

#BERSAMBUNG#

(Tim/red : Chop)

banner 970x250 banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *