Sumatera Utara (Sergai) // rakyat merdekari. co . id
Asli Putra daerah kabupaten Serdang Bedagai Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR yang berhasil mencetak sejarah beliau berhasil menjadi alumni Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah meraih gelar Profesor di perguruan tinggi tempanya pernah kuliah di jenjang Strata Satu (S1) dan Strata Dua (S2).
Lulusan terbaik World Class Universiti Sultan Zainal Abidin (UNiSZA) Malaysia dengan peringkat Graduate On Time (GOT) menyelesaikan program Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam waktu dua tahun. Jum’at (04/07/25)
Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR menjadi guru besar sejak 25 Juni 2025 pada perguruan tinggi yang memiliki akreditasi institusi unggul tersebut. Menjadi guru besar, Prof. Sutikno, S.Pd., MPd., Ph.D., CIQaR berharap tridharma perguruan tinggi sebagai ujung tombak mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah selaras dengan pengajaran dan pengetahuan yang dilakukan. Sehingga dapat bermanfaat dan berdampak dalam membentuk komunitas masyarakat yang berprilaku, berpengetahuan dan beradab mulia.
Kepakaran Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR adalah dalam bidang ilmu analisis wacana dan pengajaran teks wacana. Analisis ini bagian dari rumpun ilmu yang hampir membahas bahasa, wacana baik secara teks dan non-teks yang didalamnya banyak memuat pengetahuan tentang berpikir kritis, menerima suatu hal tidak asal menerima tapi perlu dilakukan verifikasi teks, konteks dalam keilmuan bahasa yang memiliki korelasi kepada keilmuan yang sebidang seperti linguistik forensik, semiotik dan semantik.
Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR mengutarakan, bahwa kepakaran ini bermanfaat untuk menganalisis kajian atau wacana bahasa yang mungkin saja dalam kehidupan sehari-hari bisa menimbulkan hukum pidana.
“Dengan analisis ini, kita tahu bagaimana teks dan konteks berperan menentukan apakah makna kalimat yang disampaikan seseorang menyenangkan atau tidak menyenangkan, atau justru ke arah hukum pidana,” katanya, Jumat (3/7).
Dalam kesempatan ini, ia menyoroti banyaknya hoax di media sosial yang banyak menjurus kepada hukum pidana. Hal ini akibat ketidakpahaman dalam bersosial media dan penggunaan bahasa yang tidak baik dan terukur.
Menurut Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR, ciri-ciri hoax yang memiliki informasi yang tidak jelas dan bersifat fitnah dan adu domba biasanya ditandai dengan identitas penyebar berita tidak jelas, akun bodong, mengandung provokasi negatif dan propaganda.
Ia pun berharap masyarakat dapat menggunakan bahasa dengan baik dan terukur serta tidak saling menjelekkan dan terprovokasi agar tidak menimbulkan kegaduhan di sosial media. Yang terpenting pergunakan bahasa secara baik, agar yang disampaikan memberi kesejukan dihati dan terhindar dari unsur pidana. “Orang baik, akan berbahasa dengan baik,” pesannya.
Prof. Sutikno, S.Pd., M.Pd., Ph.D., CIQaR pada usia 43 tahun menjadi guru besar ‘termuda’ pada UMN Al-Washliyah sesungguhnya tak mudah. Kehilangan ayah diusia belia saat kelas VI sekolah dasar, dan faktor ekonomi sempat membuatnya bimbang untuk terus bersekolah.
Tokoh pendidikan yang saat ini sebagai direktur pascasarjana UMN Al-Washliyah ini lahir di Pasiran pada 10 September 1981. Warga Kecamatan Perbaungan ini merupakan putra bungsu dari 12 bersaudara dari orangtua almarhum Maskup yang bekerja sebagai tukang patri keliling di masa hidupnya dan almarhumah Ponem.
Kegigihan Sutikno kecil sebagai pengumpul lipan, pencari pakis dan mengorek pasir di Sungai Ular Perbaungan dilakukan untuk bisa membiayai sekolah. (76)